SURGA di BAWAH TELAPAK KAKI IBU HADITSNYA DHOIF??

 Apakah ada yang tahu bahwa Hadits yang berbunyi "Surga di bawah telapak kaki ibu" adalah Lemah Sekali bahkan ada yang bilang Palsu?

Bagaimana kita bersikap dalam menghadapai kenyataan bahwa hadits yang masyhur tersebut ternyata mengalami permasalahan yang serius?


Mari kita sama-sama melihat fakta berikut ini :


Surga di bawah telapak kaki Ibu 

الجنَّةُ تحْتَ أقدامِ الأمَّهاتِ « الألباني في ضعيف الجامع ٢٦٦٦, ضعيف » عن أنس بن مالك


Surga di bawah telapak kaki Ibu, barangsiapa yang Ibu kehendaki dapat masuk surga dan jika Ibu berkehendak dapat mengeluarkannya dari surga.”

الجنةُ تحتَ أقدامِ الأمهاتِ من شِئْنَ أدخلْنَ ومن شِئْنَ أخرجْنَ « ابن القيسراني في ذخيرة الحفاظ, ٢/١٢٣٢ أحاديث مشابهة؛ حديث منكر » عن عبدالله بن عباس


Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Abu asy-Syaikh al-Ashbahani rhm dalam Thabaqâtul Muhadditsîna bi-Ashbahân (3/568), al-Qudha-‘i dalam Musnad asy-Syihâb (1/102) dan ad-Daulabi dalam al-Kuna wal Asmâ’ (no. 1440) dengan sanad mereka semua dari Manshûr bin al-Muhajir, dari Abu an-Nadhr al-Abbar, dari Anas bin Mâlik ra, dari Rasûlullâh ﷺ.


Hadits ini adalah hadits yang sangat lemah, dalam sanadnya ada dua rawi yang tidak dikenal, yaitu Manshûr bin al-Muhajir dan Abu an-Nadhr al-Abbar. Imam Ibnu Thahir rahimahullah berkata, “Manshûr (bin al-Muhajir) dan Abu an-Nadhr (keduanya) tidak dikenal, dan hadits ini adalah mungkar (sangat lemah).” kitab Faidhul Qadîr (3/361)


وقال الإمام المناوي في "فيض القدير بشرح الجامع الصغير" ٣/٣٦١ ط. المكتبة التجارية الكبرى): [قال ابن طاهر : منصور وأبو النظر لا يعرفان، والحديث منكر] اهـ.


Hadits ini adalah hadits palsu, dalam sanadnya ada rawi yang bernama Musa bin Muhammad bin ‘Atha’ al-Maqdisi. Dia ini dinyatakan sebagai pendusta oleh Imam Abu Zur’ah dan Abu Hatim ar-Razi. Imam Ibnu Hibban dan Ibnu ‘Adi menyatakan bahwa dia adalah pemalsu hadits.[ Imam adz-Dzahabi dalam kitab Mîzânul I’tidâl (4/219). ]


Hadits ini juga diriwayatkan dari Shahabat yang lain yaitu ‘Abdullah bin ‘Abbâs ra dengan lafazh yang serupa, disertai tambahan di akhirnya, “ … Barangsiapa diinginkan oleh para ibu (untuk masuk surga) maka dia masuk surga dan barangsiapa yang diinginkan oleh para ibu (untuk dikeluarkan/tidak masuk surga) maka dia tidak masuk surga.” Dikeluarkan oleh Imam Ibnu ‘Adi dalam al-Kâmil fi Dhu’afâ-ir Rijâl (6/347), al-‘Uqaili dalam adh-Dhu’afâ’ [ Imam adz-Dzahabi menukil dalam kitab Mîzânul i’tidâl (4/220). ]


Imam al-‘Uqaili menghukuminya sebagai hadits mungkar (sangat lemah), dan ini dibenarkan oleh Imam adz-Dzahabi dan Ibnu Hajar al-‘Asqalani. [ Kitab al-Kâmil fi Dhu’afâ-ir Rijâl (6/347).


Meskipun haditsnya lemah namun, ada hadits lain yang serupa dan memiliki makna yang sama dengan hadis ini.


Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Nasai dan Ahmad Thabrani, lafaz hadits tersebut di dalam kitab Mu’jam Al Kabir dengan sanadnya yang hasan, redaksinya dibenarkan oleh Imam Hakim, disetujui oleh Imam Dzahabi, dan diakui oleh Imam Mundziri, dari hadist Mua’awiyah bin Jahimah: sesungguhnya dia datang kepada Nabi kemudian berkata: “Wahai Rasulullah, aku ingin berperang. Maka aku memohon saran darimu. Nabi bertanya, ‘Apakah kamu memiliki seorang ibu?’ Jawab Jahimah, ‘Ya.’ Lantas Nabi pun bersabda, ‘kalau begitu, tetaplah bersamanya karena surga berada di bawah kedua kakinya.” Dikeluarkan oleh Imam an-Nasâ-i (6/11), al-Hâkim (2/114 dan 4/167) dan ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Kabîr (2/289),


وإن كان الحديث بلفظه ضعيفًا، إلا إنه ورد حديث صحيح بمعناه؛ فروى ابن ماجه، والنسائي -واللفظ له-، وأحمد، والطبراني في "المعجم الكبير" بإسناد حسن، وصححه الحاكم، ووافقه الذهبي، وأقره المنذري، من حديث معاوية بن جاهمة: أنه جاء النبي ﷺ فقال: يا رسول الله، أردت أن أغزو، وجئت أستشيرك؟ فقال: «هل لك من أم؟» قال: نعم، قال: « فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا »،


Dari Mu’awiyah ibn Jahimah, ia berkata, “Aku datang kepada Nabi saw., lalu aku berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh aku ingin berjihad bersamamu, aku mengharap dengannya ridha Allah dan rumah akhirat (surga).” Beliau pun bersabda, “Celakalah engkau, apakah ibumu masih hidup?” “Iya, wahai Rasulullah.” Jawabku. “Pulanglah, berbuat baiklah dengannya”.


وأما رواية ابن ماجه : فعن معاوية ابن جاهمة قال: أتيتُ النبي ﷺ فقلت: يَا رَسُولَ اللَّهِ إنِّي كُنتُ أَرَدتُ الجِِهادَ معَكَ أَبتَغِي بذلِكَ وَجهَ اللَّهِ والدَّارَ الآخرَةَ، قال: « أَحَيَّةٌ أُمُّكَ؟» قلت: نعم يا رسول الله، قال: « فارْجِعْ فَبَرَّهَا»،


ثم أَتَيتُه مِنَ الجَانِبِ الآخِرِ فَقُلتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ إنِّي كُنتُ أَرَدتُ الجِِهادَ معَكَ أَبتَغِي بذلِكَ وَجهَ اللَّهِ والدَّارَ الآخرَةَ قالَ وَيحَكَ أَحَـيَّةٌ أمُّكَ قُلتُ نَـعَم يَا رَسُولَ اللَّهِ قالَ فَارجِِع إلَيهَا فَبَـرَّها ثُـمَّ أَتَيتُهُ مِن أَمَامِهِ فَـقُلتُ يا رسولَ اللَّهِ إنِّي كنتُ أَرَدتُ الجِهادَ معَكَ أبتغي بذلِكَ وجْهَ اللَّهِ والدَّارَ الآخرةَ قالَ ويحَكَ أحيَّةٌ أمُّكَ قُلتُ نعَم يا رَسولَ اللَّهِ قالَ ويحَكَ اِلزَم رِِجلَها فَـثَمَّ الجنَّةُ. « ابن ماجه : ٢٢٥٩, : صحيح


Dari Mu’awiyah ibn Jahimah, ia berkata, “Kemudian Aku datang kepada Nabi saw., lalu aku berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh aku ingin berjihad bersamamu, aku mengharap dengannya ridha Allah dan rumah akhirat (surga).” Beliau pun bersabda, “Celakalah engkau, apakah ibumu masih hidup?” “Iya, wahai Rasulullah.” Jawabku. “Pulanglah, berbuat baiklah dengannya”. Kemudian aku menemuinya di arah sampinya seraya berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh aku ingin jihad bersamamu, aku ingin dengannya meraih ridah Allah dan surga.” “Celakalah, apakah ibumu masih hidup?” ‘Iya wahai Rasulullah” “Pulanglah, berbuat baiklah dengannya.” Lalu aku mendatanginya dari arah depan, aku berkata, “Wahai Rasulullah sungguh aku ingin berjihad bersamamu, aku ingin dengannya meraih ridha Allah dan surga.” Beliau bersabda, “Celakalah, menetaplah di kakinya, maka surga ada di sana.” [ Sunan Ibn Majah Book: 24, Hadith: 2886 ]


KESIMPULAN

Dari segi sanad nya ada masalah sehingga dikenai derajat haditsnya Dhoif bahkan Munkar. Sedangkan dari sisi matannya sesuai dengan Surat Al Isro : 23-24 dan hadits anjuran Nabi ﷺ agar berbuat baik terhadap orang tua dan termasuk dosa besar jika durhaka kepada keduanya 

فإن حديث "الجنة تحت أقدام الأمهات" ضعيف من حيث اللفظ لعدم صحة إسناده إلى النبي ﷺ. ولكنه صحيح من حيث المعنى لوجود آيات قرآنية [ الإسراء : ٢٣-٢٤ ] وأحاديث نبوية صحيحة تدل على هذا المعنى. وأقرب الأحاديث الصحيحة للفظ هذا الحديث [ وحض رسول الله ﷺ على بر الوالدين، وعَدَّ عقوق الوالدين من الكبائر ],


Jika ada yang masih menggunakan hadits tersebut  menggunakan hadits yang masyhur maka mesti difahami bahwa hadits bermasalah dan lebih baik menggunakan hadits alternatif nya. Kecuali menjelaskan status hadits nya kepada khalayak.

والله أعلم بالصواب

https://www.elmogaz.com/638867




Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAIDAH-KADIAH USHUL FIKIH ( bagian kedua )

LAFAZ NIAT PUASA RAMADHAN DICICIL PERHARI ATAU DIRAPEL?

*DETIK-DETIK WAFATNYA SITI KHADIJAH, ISTRI TERCINTA RASULULLAH saw*